MenurutOn Vehicle Test (OVT) Manager PT Gajah Tunggal Tbk, Zulpata Zainal, jika konsumen baru mampu membeli dua ban maka sebaiknya dipasang di roda belakang. Pasalnya, peran ban belakang sangat besar lantaran lebih sulit dikendalikan ketika oversteer. "Kalau ban depan masih bisa dikendalikan lewat setir," ujar Zulpata seperti dilansir Segitigasok depan harus diganti yang lebih lebar agar pelek lebar dan ban IRC Road Winner bawaan R25 ukuran 110/70-17 bisa masuk. "Aslinya, roda depan MX King sempit, begitu juga dengan segitiganya," terangnya. Di depan dan belakang, Robby masih mempertahankan as roda dan laher bawaan MX King yang lebih kecil. PenggerakRoda Depan dan Belakang 4-Wd - MEMPERBAIKI TRANSMISI MANUAL DAN KOMPONEN-KOMPONENNYA . perbedaan rotasi antara axle depan dan belakang tidak dapat diserap. Ini menyebabkan gaya yang tidak semestinya dibebankan pada drive train. Pada jalan dengan koefisien friksi (μ) rendah, jika salah satu ban tergelincir/slip, perbedaan Differentiation Differential depan dan belakang , Susunan roda gigi differential dibuat untuk menghasilkan kecepatan putaran roda sebelah dalam berbeda dengan kecepatan putaran roda sebelah luar pada saat kendaraan berganti arah (belok, dan lain-lain seperti pada gambar) sehingga roda-roda tidak akan slip. Menurutteori sederhana, handling motor mudah dikendalikan jika beban di roda depan dan belakang seimbang. Beban seimbang artinya di roda depan 50% dan roda belakang 50%. Istilah yang lebih teknis lagi, handling motor akan bagus jika center of gravity atau titik berat motor harus benar-benar di tengah. perbedaan zaman praaksara dengan zaman sejarah terletak pada. Hub roda mempunyai ukuran dan jenis yang berbeda-beda, dan bisa berpengaruh terhadap performa sepeda. Memilih hub roda juga harus memperhatikan komponen lain pada sepeda Hub roda tidak hanya sebagai penahan dan poros perputaran roda, hub roda juga bisa berfungsi sebagi motor, sebagai gear, dinamo, dan rem. Hub roda depan dan hub roda belakang mempunyai bentuk, ukuran dan fungsi yang yang berbeda, tidak bisa ditukar-tukar diantara keduanya. Hub roda belakang mempunyai bentuk yang lebih lebar, dan juga berfungsi sebagai tempat pemasangan gear/sprocket/casette. Komponen utama pada hub sepeda adalah axle/as, bearing/laher, casing/rumah. Ada banyak standard dan jenis dari hub sepeda, yang saya tulis mudah-mudahan bisa mengcover pengertian secara umum. AXLE/AS Roda Axle/as pada hub roda sepeda berbentuk batang logam yang berfungsi sebagai ponopang, penahan, dan poros perputaran roda pada rangka sepeda. Panjang as pada hub roda harus menyesuaikan dengan lebar frame sepeda. Sekarang ini banyak hub dan fork yang bisa dikonversi untuk menerima berbagai macam axle dengan adapter atau konverter. Berdasarkan bentuk dan cara kerja, jenis axle yang biasa ditemui pada hub sepeda baik di roda depan atau belakang, yaitu 1. Mur dan Baut Penguncian dengan mur atau baut sudah jarang ditemui pada sepeda keluaran terbaru, kebanyakan ditemui pada sepeda lama, atau sepeda anak. Pada axle jenis baut atau mur ini, axle dikuci dengan baut atau mur pada kedua ujungnya. Spacing/lebarnya umumnya 100mm pada hub depan, dan 135mm pada hub belakang. Hub sepeda jenis Mur dan baut OLD Over Locknut Distance adalah lebar hub atau lebar drop out/dudukan hub pada frame sepeda. Hub dan roda hanya bisa dipasang jika memiliki ukuran yang sama. Untuk hub yang lebih pendek dari lebar dropout atau fork, kadang masih bisa dipasang dengan penambahan spacer, washer, agar hub bisa tetap stabil ketika dipasang. Lebar dropout sepeda atau fork diukur dari jarak antara permukaan bagian dalam. Sedangkan pada hub, diukur dari sisi terluar dari locknut mur pengunci, yang akan bersentuhan dengan bagian dalam dropout. Ukuran OLD Over Locknut Distance 2. Skewer / Quick Release QR Arti skewer sendiri adalah tusukan. Penambahan istilah Quick Release QR, karena skewer biasanya memakai sistem yang mudah dilepas, tinggal menarik tuas/lever ke arah luar untuk membuka, dan sebaliknya untuk mengunci. Skewer masuk di dalam hub di bawah drop out rangka sepeda yang terbuka open/slotted, untuk menjaga posisi roda. Di salah satu ujungnya baut pengunci adjusting nut, dan di ujung lain ada lever Quick Release. Baut pengunci diputar untuk mengencangkan roda pada hub, lalu tuas/lever QR ditekan ke arah hub untuk mengunci roda. Pada kedua sisi skewer, terdapat per atau spring untuk mempermudah pengaturan posisi skewer. Diameter drop out dan as QR adalah 9mm untuk roda depan, dan 10mm untuk roda belakang. Sedangkan untuk lebar frame, secara umum lebar hub QR adalah 100mm untuk roda depan dan 135mm untuk roda belakang. Walaupun jarang, ada beberapa jenis skewer yang tidak memakai sistem QR, tetapi memakai baut. Hub sepeda jenis Skewer – QR Fork Dropout Terbuka atau Open 3. Thru Axle TA Thru axle masuk di dalam hub pada rangka sepeda dengan drop out tertutup closed. Thru Axle mempunyai diameter batang yang lebih besar 12mm depan dan 15 mm belakang, sehingga lebih kokoh untuk menahan roda sepeda. Dan juga thru axle ada di dalam dropout, jadi roda lebih susah untuk terlepas dari fork atau dropout frame, karena lebih terjaga untuk tekanan dari segala arah. Sedangkan skewer, hanya seperti menopang pada fork, jika baut tidak terlalu kencang, maka ketika fork atau sepeda terangkat ke atas, roda sepeda bisa lepas. Untuk lebar frame, biasanya ukuran hub TA adalah 110mm untuk roda depan dan 142 mm untuk roda belakang. Secara umum, istilah QR itu dikonotasikan sebagai skewer, seperti nama hub 100QR adalah hub dengan lebar dengan skewer yang menggunakan sistem QR. Dan TA untuk Thru Axle, seperti hub TA110 adalah hub roda lebar 110mm yang memakai as/pin Thru Axle. Walaupun jarang, ada beberapa produk Thru axle yang memakai QR, bukan memakai baut. Jadi, jangan terkecoh pada penamaan, lihat bentuk, keterangan, dan spesifikasi untuk lebih pasti. Hub sepeda jenis Thru Axle dengan QR Fork Dropout Tertutup atau Closed QR dan TA dipasang pada jenis frame yang berbeda, selain lubang drop out terbuka vs tertutup, lebar frame juga berbeda-beda. Boost adalah standard frame dan axle terbaru yang sudah banyak dipakai oleh pabrikan sepeda. Boost mempunyai axle yang lebih lebar 6mm untuk axle roda depan, dan 10 mm untuk axle roda belakang. Awalnya dirancang untuk sepeda 29er agar bisa dipasangkan roda yang lebih lebar dan kuat. Sehingga roda lebih kokoh, dan sudut jari-jari sepeda yang lebih landai untuk struktur roda yang lebih kuat. Frame sepeda juga harus kompatible dengan boost agar bisa dipasang axle boost. Hub/frame Boost bisa memiliki interface as QR ataupun TA. Perbedaan dimensi pada hub BOOST sepeda Tabel di bawah adalah rangkuman untuk standard lebar dan diameter axle sepeda untuk roda depan dan roda belakang sepeda. RODA DEPAN Lebar Hub Diameter As/Axle Keterangan 74 mm Lebar frame dan hub sepeda lipat yang menggunakan rim brake. 100 mm 9 mm QR9 – Hub roda depan yang memakai as berdiameter 9mm dan sistem QR. 100 mm 12 mm TA12 – hub roda TA dengan diameter 12mm 100 mm 15 mm TA15- Kebanyakan hub roda TA Thru Axle memakai ukuran ini. 110 mm 15 mm Boost 15 – Ukuran Boost yang lebih banyak dipakai. 110 mm 20 mm Boost 20 – Ukuran Boost dengan as yang lebih besar, dipakai pada sepeda Downhill atau Trail. RODA BELAKANG Lebar Hub Diameter As/Axle Type dan Keterangan 90 mm Sepeda lipat 16″ dengan rim brake. 110/120 mm Sepeda single gear, sepeda fixie 115 mm Sepeda lipat Brompton 126 mm Sepeda balap lama, BMX, fixie 130 mm 10 mm Lebih umum ditemui pada sepeda balap, sepeda lipat, dan sepeda gunung. 135 mm 12 mm Lebih banyak dipakai pada sepada gunung. 141 mm Jarang ditemui, hub Boost yang memakai interface QR. 142 mm 12 mm Hub roda dengan Thru Axle 148 mm 12 mm Standard Boost dengan interface TA. 150mm/157mm 12 mm Kebanyakan dipakai oleh sepeda gunung downhill, dengan hub yang sangat lebar. Hub Super Boost juga memakai lebar 157mm BEARING / LAHER Bearing dalam Bahasa Indonesia berarti bantalan. Dalam ilmu mekanika bearing adalah sebuah elemen mesin yang berfungsi untuk membatasi gerak relatif antara dua atau lebih komponen mesin agar selalu bergerak pada arah yang diinginkan. Bearing menjaga poros shaft agar selalu berputar terhadap sumbu porosnya, atau juga menjaga suatu komponen yang bergerak linier agar selalu berada pada jalurnya. Bantalan merupakan salah satu bagian dari elemen mesin yang memegang peranan cukup penting karena fungsi dari bantalan yaitu untuk menumpu sebuah poros agar poros dapat berputar tanpa mengalami gesekan yang berlebihan. Bantalan harus cukup kuat untuk memungkinkan poros serta elemen mesin lainnya bekerja dengan baik. Bearing atau laher adalah komponen sebagai bantalan untuk membantu mengurangi gesekan peralatan berputar pada poros/as. Bearing pada sepeda dipasang pada axle hub roda dan ditempat-tempat yang berputar lainnya, seperti pedal, head tube, bottom bracket, dll. Harga hub, wheelset atau roda yang semakin mahal, bisanya diikuit dengan pemakaian komponen yang lebih bagus juga. Untuk bearing pada sepeda, bisa menggunakan besi, baja hardened steel, sampai keramik. Pelor atau bola keramik yang bagus memiliki bentuk yang lebih bulat, lebih mulus, dan lebih keras, untuk mengurangi gesekan dan meningkatkan performanya yang lebih loncer. Walaupun begitu, pelor besi yang bagus lebih tahan lama daripada pelor keramik yang murah. Lubrikasi dan pelumasan adalah kunci untuk bearing dapat bekerja dengan baik. Gesekan antar pelor pada bearing akan mengurangi performa bearing. Adanya kotoran yang masuk, pelumas yang keluar/tumpah ketika disemprot air, akan membuat bearing cepat aus. Bearing yang berkualitas memiliki seal penutup yang bagus untuk menghindari masuknya pengotor, dan menjaga agar lubrikan bisa bertahan lama. Ada banyak jenis bearing pada hub sepeda, saya ambil 2 contoh umum saja, yaitu Cup and cone Bearing Loose ball Jenis yang sangat umum dan sudah lama dipakai, sering disebut hub pelor atau gotri. Cup dengan dinding yang melengkung untuk menahan pelor/peluru/mimis, cone ditekan dari atas untuk menahan pelor pada tempatnya. Kelebihan cup and cone bearing ini adalah daya tahan yang kuat, mudah untuk perawatannya, distribusi tekanan yang baik, dan gesekan yang lebih kecil menghasilkan perputaran yanglebih halus. Bearing jenis Cup and Cone Cartridge Bearing Bearing yang muncul belakangan, banyak ditemukan pada sepeda zaman sekarang. Pelor sudah terbungkus di dalam cartridge pembungkus logam atau plastik yang tertutup. Cartridge ini juga mempunyai seal karet atau plastik, untuk menutup cartridge agar mengurangi masuknya kotoran ke dalam bearing. Jenis cartridge bearing ini tidak selalu lebih bagus dari cup and cone bearing, hanya harganya lebih murah, karena lebih mudah untuk diproduksi. Cartridge bearing lebih susah untuk dibongkar untuk perawatan dan perbaikan, biasanya langsung diganti ketika ada gejala kerusakan. Kelebihan cartridge bearing adalah mudah diganti jika rusak, dan cukup mengganti bearingnya saja, tidak perlu mengganti hub. Ukuran bearing hub roda sepeda yang biasa dipakai adalah ukuran 6000zz, 6001RS, 6000-2RS, 6200 RS. Mungkin saja berbeda-beda antar merk hub, kalau tidak pas biasanya akan oblak. Bearing jenis cartridge bearing HUB RODA DEPAN Pemilihan hub untuk roda depan cukup sederhana, ditentukan oleh jenis axle dan jenis brake/rem/mount, dan jari-jari sepeda. Pada bagian pinggir hub sepeda, ada bagian yang menonjol dan memiliki lubang-lubang untuk memasukkan jari-jari sepeda, dimana jumlah jari-jari sepeda tergantung dari jenis sepeda dan jenis rim/pelek yang dipakai. Untuk axle, sesuai dengan bentuk dan dimensi yang telah dijelaskan di atas. Jari-jari pada hub sepeda Hub shell adalah bagian dari hub yang terletak di pinggir dengan bentuk yang menonjol di sisi kiri dan kanan, memiliki lubang untuk jari-jari sepeda. Bentuk unik lain hub shell adalah pada roda sepeda Bontrager dan Zipp, yang posisi lubang untuk jari-jari tidak terlihat dari samping. Lainnya seperti Velomax/Easton, memiliki jari-jari yang memiliki ulir/drat/thread untuk dipasang pada hub sepeda. Jumlah dari jari-jari sepeda akan berpengaruh pada kekuatan dan berat sepeda. Sepeda balap biasanya memiliki 24 jari-jari, sedangkan sepeda gunung memiliki 32 sampai 36 jari-jari. Begitu juga untuk jumlah jari-jari di roda depan bisanya lebih sedikit dari jumlah jari-jari pada roda belakang sepeda. Baca jumlah jari-jari sepeda yang ideal. Brake Mount / Dudukan rem pada hub Ada 3 jenis rem sepeda yang mempengaruhi bentuk dari hub sepeda baik depan dan belakang. Rim Brake Jika sepeda menggunakan rim brake Cantilever, Caliper, Dual Pivot, Center Pull, V Brake, U Brake, maka hub sepeda tidak memerlukan mount/attachment/dudukan untuk rem sepeda. Walaupun memungkinkan untuk menggunakan hub dengan dudukan disc brake pada sepeda dengan rim brake, namum sangat jarang dilakukan. Disc brake ISO 6-bolt Jika menggunakan disc brake pada sepeda, maka perlu ada dudukan untuk menahan piringan rem cakram pada hub roda. Untuk rem ISO 6 bolt, hub sepeda memiliki 6 lubang baut untuk menahan piringan rem cakramnya. Disc Brake Center Lock Jenis rem cakram yang diciptakan oleh Shimano, menggunakakn spline/sirip dan lock ring untuk menahan disc pada hub sepeda. Jenis hub untuk disc brake center lock, bisa dipasang adaptor agar bisa menerima disc brake ISO 6 bolt. Tetapi hub disc brake ISO 6 bolt tidak bisa menerima jenis disc brake center lock. Baca juga 6 bolt atau centre lock. Brake Mount – Dudukan rem pada hub HUB RODA BELAKANG Hub roda belakang sepeda memiliki bentuk yang lebih kompleks. Hal-hal yang menentukannya selain yang sama dengan hub depan jenis axle dan jenis brake/rem/mount, dan jari-jari sepeda, juga ditentukan oleh driver freewheel atau freehub. Driver/Freewheel Driver pada hub roda belakang, berfungsi untuk memutar roda belakang. Hub roda belakang tersambung dengan sprocket gerigi yang terhubung dengan rantai, yang berputar ketika pedal sepeda dikayuh. Freewheel pada sepeda adalah sistem pada driver yang memungkinkan pedal sepeda diam walaupun roda belakang berputar coasting; atau pada saat roda belakang berputar maju atau diam kita bisa memutar pedal sepeda ke belakang. Tidak semua sepeda memiliki freewheel, contoh sepeda yang tidak memiliki freewheel adalah sepeda fixed gear atau fixie, dimana setiap perputaran roda selalu diikuti perputaran pedal, baik ke depan atau belakang. Mekanisme di dalam freewheel sepeda Bunyi klik atau suara jangkrik pada sepeda yang sering kita dengar berasal dari freheewheel. Suara jangkrik itu muncul hanya ketika kita tidak mengayuh pedal sepeda. Karena pawl kuku macan yang ditekan oleh per menghantam ratchet atau body frewheel yang bergerak. Jumlah pawl/teeth/kuku macan juga dijadikan pertimbangan ketika memilih hub sepeda. Jumlah pawl/teeth/pelatuk/kuku macan yang sedikit tetapi lebih besar bisa membuat sepeda memiliki torque gaya putar yang lebih besar, seperti pada sepeda gunung DH/gravity atau beberapa jenis sepeda BMX. Sedangkan Jumlah pawl/teeth/kuku macan yang lebih kecil tetapi banyak, akan membuat transfer tenaga yang lebih responsif untuk berakselerasi. Perbedaan Freewheel dengan Freehub/Cassette Jangan dibingungkan dengan istilah freewheel dan freehub, keduanya adalah barang yang berbeda. Hub frewheel sepeda sudah ada sejak generasi lama, hub sepeda frewwheel mempunyai ulir/drat/thread pada satu sisi, ulir ini berguna untuk menahan sprocket atau kumpulan cog gear. Hub freewheel masih dipakai sampai sekarang, terutama pada sepeda yang relatif murah. Hub freewheel biasanya terbatas hanya pada 7 speed saja. Freehub diciptakan oleh Shimano, yang kemudian diadaptasi oleh pabrikan lainnya. Hub freehub tidak memiliki drat, tetapi memiliki sirip atau spline, semacam slot untuk tempat menahan cassette sprocket gear. Freehub dan freewheel tidak kompatibel antara satu dan lainnya. Gambar di bawah menjelaskan perbedaan antara freewheel dan freehub. Hub Freewheel Istilah freewheel sudah sangat umum dipakai untuk mejelaskan hub yang menggunakan freewheel. Hub-freewheel secara penampakan, yang paling membedakannya adalah adanya ulir/threads. Untuk memasang gigi belakang, kita harus memutar sprocket dan frewheel pada hub. Pada sepeda multi gear, hub freewheel biasanya bisa dipasang 6 atau 7 sproket sangat jarang yang sampai 8 atau 9 sprocket. Pada hub freewheel, sprocket-sprocket sudah terpasang bersamaan menjadi satu kesatuan, yang tidak bisa dipisah-pisah atau ditukar. Kelebihan freewheel dari freehub adalah harganya umumnya lebih murah dari pada freehub. Hub Freehub / Casette Pada akhir 1980an, Shimano menciptakan freehub dan cassette sering disebut juga cassette freehub, sebuah sistem hub untuk performa yang labih bagus. Freehub sudah terintegrasi dengan freewheel di dalamnya, freehub tidak memiliki ulir, tetapi memiliki spline alur menonjol seperti sirip. Casette atau kumpulan dari satuan sprocket dimasukkan ke dalam hub mengikuti alur spline, lalu dikunci dengan lockring, sprocket pada casette merupakan satuan yang bisa dilepas-lepas sehingga mudah untuk diganti. Kelebihan freehub dibandungkan freewheel adalah, sprocket-sprocket cassette akan lebih kokoh terpasang pada hub, karena pemasangannya pasti presisi harus mengikuti alur spline dan tegak lurus. Sedangkan hub freewheel, karena dipasang pada ulir, ada kemungkinan pemasangan yang miring dan tidak presisi, dan jika drat mulai aus membuat daya cengkaramnya berkurang. Perbedaan freehub dan frewwheel Hub Freewheel Vs Freehub Perbedaan antara frewhub dan frewheel bisa dilihat dengan jelas ketika berputar. Pada freehub, lockring fitting tool ikut berputar ketika sprocket berputar. Sedangkan pada freewheel, fitting tool tidak ikut berputar ketika sprocket berputar. klik gambar di bawah untuk melihat animasinya. Animasi perputaran Hub – Freewheel Animasi perputaran Freehub-Cassette Perbedaan lain; freewheel banyak dipakai pada sepeda lama dengan speed 5,6 atau 7; sedangkan freehub lebih banayak dipakai pada sepeda modern dengan speed yang lebih banyak 7,8,9,10,11, dan 12 speed. Sehingga membuat bentuk freehub cassette lebih monjol atau gemuk ke samping karena menampung jumlah sprocket yang lebih banyak. Secara penampakan fisik, freehub cassette mempunyai bagian yang bergerigi spline di sisi terluarnya. Sedangkan freewheel biasanya bagian terluarnya hanya seperti ring atau lingkaran, bagian bergeriginya terdapat lebih ke dalam. Perbedaan freewheel dengan freehub cassette Kelebihan lain dari freehub adalah posisi bearing yang lebih lebar dari pada posisi bearing pada freewheel lihat gambar di bawah. Posisi bearing yang lebih lebar, seperti kita yang berdiri dengan kaki rapat dan kaki yang terbuka, pastinya kaki yang terbuka memberikan kuda-kuda atau penahan yang lebih kokoh. Sehingga dengan freehub, sepeda akan lebih lebih stabil terhadap tekanan, guncangan, dan juga bisa dipasang sprocket yang lebih banyak tanpa mengurangi kekuatan struktur hub sepeda. Pada sepeda dengan freehub, jumlah sprocket yang bisa dipakai bisa dari 7 sampai 12 sprocket. Freehub Vs Freewheel Hub Jenis / Type Freehub Hub sepeda freehub memiliki banyak sekali jenis, dan tidak semua kompatible satu sama lainnya. Perhatikan manual dan spesifikasi untuk memilih ukuran dan jenis yang cocok. Kompabiliti casette dan freehub mungkin nanti akan kita bahas terpisah, sementara kita lihat beberapa jenis-jenis freehub. Freehub Shimano Standard yang dipakai Shimano mungkin yang paling banyak beredar dan diproduksi oleh pabrikan lain. Groupset Shimano mengeluarkan beberapa jenis freehub untuk perbaikan performa dan penambahan jumlah sprocket pada sepeda. Uniglide Jenis freehub dan cassette pertama yang direlease, bersamaan dengan diperkenalkannya freehub oleh Shimano. Uniglide mempunyai 9 spline tabs yang bentuknya simetris dan sejajar sepanjang lingkaran freehub, sehingga sprocket bebas diposisikan pada hub. Sprocket terkecil pada Uniglide tidak memiliki spline, tetapi memiliki ulir untuk dipasang pada freehub Uniglide. Uniglide sekarang sudah tidak diproduksi lagi. Hyperglide Uniglide Compatible Lalu muncul freehub Hyperglide yang masih kompatible dengan Uniglide, sprocket terkecil menggunakan ulir. Hyperglide Uniglide Compatible memiliki 9 spline, tetapi ada satu jarak spline yang lebih lebar dari yang lainnya, atau tidak simetris. Hal ini membuat, sprocket hanya bisa dipasang pada satu posisi. Hyperglide HG Hyperglide HG mungkin standard freehub yang paling umum dan paling banyak dipakai sekarang ini untuk semua jenis sepeda. Produsen dan merk lain juga memproduksi freehub hyperglide yang kompatibel dengan Shimano. Hyperglide yang tidak memiliki ulir lagi, cassette dimasukkan dalam hub, lalu dikunci dengan lockring. Hub HG sangat universal, pilihannya tersedia dari 7 speed sampai 12 speed. Freehub HG mempunyai lebar yang berbeda-beda menyesuaikan jumlah speed/sprocket yang bisa dipasang, dan ukuran cog terkecil adalah 11T. Microspline Hyperglide + Tahun 2018, Shimano mengeluarkan standard freehub baru, yaitu Micro Spline yang bisa dipasangkan cog dengan ukuran 10T, untuk kebanyakan dipakai pada sepeda dengan 11 dan 12 speed. Micro Spline memiliki jumlah spline yang lebih banyak lagi, yaitu 23 spline, dibandingkan dengan Hyperglide yang memiliki 13 spline. Sampai akhir 2018, hanya Shimano dan DT Swiss yang memproduksi freehub Micro Spline. Jenis Hub sepeda Shimano Uniglide – Hyperglyde – MicroSpline Freehub Campagnolo Standard dari Campagnolo sedikit unik, hanya bisa dipakai oleh cassette dari Campagnolo saja. 7 and 8 speed freehub – standard lama 8 speed Exa-Drive freehub 9 speed freehub – standard lama 9-10-11 speed freehub – standard sekarang Freehub SRAM Pada awalnya, SRAM juga menggunakan hub roda HG Hyperglide. Sampai akhirnya SRAM juga memiliki jenis freehubnya sendiri yaitu XD untuk 10, 11, dan 12 speed sepeda gunung. Freehub XD hanya bisa menerima cassette XD juga. XD cassette juga kompatibel untuk ukuran cog 10T. Tidak semua cassette dari SRAM menggunakan XD driver, beberapa cassette dari groupset SRAM NX Eagle dan SX Eagle bisa dipasang pada freehub HG. Sedangkan untuk sepeda balap, SRAM menggunakan XDR XD Road. Freehub XDR lebih panajng dibandingkan XD. SRAM XX1 XD Hub HUB SEPEDA JENIS KHUSUS – Hub Brake Rem Coaster Rem Hub atau Rem Coaster atau rem tromol adalah hub roda belakang khusus pada sepeda yang bisa berfungsi sebagai rem untuk menghentikan laju sepeda dengan memutar pedal ke arah belakang lalu menahan pedal pada posisi tertentu, dan juga memutar roda ketika pedal diputar ke arah depan. Sepeda dengan rem hub bisa dikenali dengan adanya pegangan tambahan dari hub sepeda ke chainstay belakang frame, untuk menahan agar hub tidak berputar ketika melakukan pengereman. Awalnya sepeda dengan rem hub hanya untuk single speed, tetapi sudah ada hub yang memiliki rem dan multi gear bersamaan di dalamnya. – Hub Gear Atau Internal-gear hub adalah sistem gearing di dalam hub sepeda, yang menggunakan sistem gear planetary. Bebebeda dengan sistem gear yang biasa kita temui, hub gear tidak terlihat dari luar, karena tertutup di dalam hub roda belakang. Untuk mengganti gear/gigi pada sepeda, bisa menggunakan tuas atau twist-grip pegangan pada stang yang bisa diputar. Awalnya hanya untuk 3 speed, tetapi pada sepeda modern bisa sampai 14 speed. Selengkapnya baca Internal Hub Gear. Hub Gear Shimano Alfine – Hub Dinamo Dinamo Hub sepeda adalah pembangkit listrik yang dipasang di dalam hub sepeda roda depan, bisanya digunakan untuk menyalakan lampu sepeda. Sebenarnya, banyak juga dinamo hub yang bukan dinamo dinamo sebenarnya menghasilkan arus listrik DC – Direct Curent, tetapi banyak dinamo hub sepeda menghasilkan arus listrik AC Alternating Current dari induksi magnet. Dinamo hub sepeda, mengubah perputaran pada roda sepeda energi kinetik menjadi listrik. Kebanyakan dinamo hub sepeda keluarannya dibatasi pada 3 Watt pada 6 Volt, walau beberpa bisa sampai 6 Watt pada 12 Volt. – Hub Motor Hub motor dipakai pada sepeda listrik. Hub motor berfungsi sebagai penggerak roda yang memakai tenaga listrik. Hub motor bisa dipasang di hub roda depan atau pun belakang. Hub motor roda depan memiliki feeling sepeda yang tidak biasa, karena semua sepeda memiliki sistem penggerak di depan. Tetapi hub motor roda belakang memiliki keterbatasan jumlah gear, karena tidak bisa dipasangkan cassette seperti sepeda biasa. Kebanyakan sepeda listrik modern lebih banyak memakai sistem penggerak mid drive, yaitu penggerak yang posisinya ada di chainring. Hub motor sepeda lipat listrik Brompton Bahaya enggak kalau pakai ban motor dengan tipe yang berbeda di roda depan dan belakang? MOTOR - Sebenarnya bahaya enggak sih kalau pakai ban motor dengan tipe yang berbeda di roda depan dan belakang?Soalnya saat ini hal tersebut masih cukup banyak dilakukan bikers dengan berbagai ternyata hal itu sebenarnya boleh saja dilakukan ban meyakinkan bahwa pemakaian ban beda tipe atau merek antara roda depan dan belakang itu aman. Baca Juga Pengguna Motor Matic Enggak Sadar, Benda Murah Ini Bikin Ban Habis Sebelah Baca Juga Update Harga Ban Motor Sport 150 Cc Februari 2020, Harga Terjangkau dan Banyak PilihanMeski begitu ada hal yang harus dipahami terlebih dahulu."Pasang tapak ban berbeda antara depan dan belakang tidak masalah, namun harus paham kalau ban depan dan belakang punya fungsi berbeda," jelas Jimmy Handoyo, Technical Service & Development Dept. Head PT SRI, produsen ban FDR. Istimewa Ban FDR Seperti contohnya pada ban FDR, tersedia tipe Sport XT khusus depan yang cocok dipasangkan dengan Sport XR Evo di dibandingkan, keduanya punya bentuk tapak berbeda yang dirancang untuk kebutuhan khusus ban depan dan belakang. - Ada beberapa jenis sistem penggerak di mobil, seperti penggerak depan Front Wheel Drive, FWD, penggerak belakang Rear Wheel Drive, RWD, penggerak empat roda part-time Part-time Four Wheel Drive, 4WD, full time 4WD, dan penggerak empat roda permanen All Wheel Drive, AWD. Masing-masing sistem penggerak di mobil ini RWD, FWD, 4WD, dan AWD memiliki plus dan minus serta karakter pengendalian tersendiri. Sistem penggerak di mobil ini ini juga bisa mempengaruhi efisisensi bahan bakar dan performa. Biar paham, begini penjelasan mengenai sistem penggerak RWD, FWD, 4WD, dan AWD di mobil. Aaron Foster Ilustrasi mobil FWD Baca Juga Apakah Sistem Penggerak Roda Truk Sama dengan Punya Mobil Biasa? 1. Front Wheel Drive FWD FWD adalah mobil dengan penggerak dua roda yang menggunakan roda depan sebagai penggeraknya. Sistem penggerak roda depan FWD umumnya dikombinasikan dengan mesin depan yang posisinya melintang. Mobil mesin depan dengan penggerak depan kerap disebut dengan kode FF alias Front Engine, Front Wheel Drive. Hampir semua jenis mobil menggunakannya, mulai dari city car, hatchback, sedan kecil sampai besar, SUV dan MPV. Sebagian contohnya adalah Honda Jazz, Suzuki Baleno, Mitsubishi Xpander, dan Nissan Livina. Dok Otomotif Mesin melintang di Toyota Altis Hybrid Baca Juga Sistem Penggerak Mobil Listrik vs Mobil Mesin Bakar, Apa Bedanya? Perpaduan ini mampu membuat mesin bekerja lebih efisien. Hal ini diperoleh berkat minimnya tingkat gesekan yang terjadi lantaran komponen yang digunakan lebih sedikit. Konfigurasi ini tak menggunakan as kopel untuk menyalurkan tenaga seperti pada penggerak belakang. Kombinasi mesin depan­penggerak depan semakin efisien dengan peletakan mesin melintang karena garis sumbu putaran roda sudah sejajar dengan garis sumbu putaran mesin. Artinya gigi akhir hanya berfungsi sebagai gigi reduksi, bukan pengubah arah garis sumbu seperti di penggerak belakang. Penggerak roda depan Baca Juga AllGrip Pro, Sistem Penggerak 4WD Suzuki Jimny yang Baru Dirilis Kelemahan konfigurasi ini ada pada kekuatan as penggerak karena fungsi ganda yang harus ditanggung oleh roda depan, yaitu sebagai roda penggerak, sekaligus sebagai kemudi yang mengendalikan arah kendaraan. Tak heran bila karakter pengendalian mobil jenis ini pun menjadi berbeda. Gejala understeer atau nyelonong menjadi ciri khas mobil berpenggerak depan. Hal itu disebabkan bobot kendaraan yang cenderung terpusat di depan. Dok. Otomotif Ilustrasi kopel di mobil penggerak roda belakang Baca Juga Bukan AWD Biasa, Begini Sistem Penggerak quattro Audi Q8 Bekerja 2. Rear Wheel Drive RWD RWD maksudnya adalah mobil dengan penggerak dua roda yang menggunakan roda belakang sebagai penggeraknya. Sistem penggerak roda depan FWD bisa dikombinasikan dengan mesin depan FR Front Engine, Rear Wheel Drive, mesin tengah MR Mid-Engine, Rear Wheel Drive, dan mesin belakang RR Rear Engine, Rear Wheel Drive. Masing-masing kombinasi mesin-penggerak ini memberikan karakter pengendalian yang berbeda-beda. Mobil mesin depan dengan gerak roda belakang FR di Indonesia contohnya Toyota Avanza, Daihatsu Xenia, dan Wuling Confero. Sistem penggerak belakang pun mampu memberikan traksi baik saat kendaraan dimuati beban berat. PT Toyota-Astra Motor Toyota Veloz AT 2019 Baca Juga Sistem Penggerak Roda di Mitsubishi Outlander PHEV, Canggih Juga Selain itu, posisi mesin di depan diyakini mampu melindungi pengemudi dan penumpang saat terjadi benturan dari depan. Kelebihan lain dari konfigurasi ini adalah karakter yang dihasilkan cenderung lebih halus dibanding penggerak depan. Itu sebabnya pilihan ini masih digunakan mobil-mobil mewah yang mengutamakan kenyamanan dan kehalusan. Kelemahannya efisiensi mesin sulit didapat, bila tenaga mesin pas­pasan, kerugian gesekan kian melemahkan performa mobil secara keseluruhan. Mesin depan­penggerak belakang juga membuat kemudi menjadi lebih ringan dan tidak seliar penggerak depan. Namun, gejala oversteer cukup mudah terjadi saat menikung. Radityo Herdianto Tuas Transfer Case Penggerak 4WD Suzuki Jimny Baca Juga Daihatsu Xenia dan Toyota Avanza Baru, Gerak Roda Belakang atau Depan? 3. All-Wheel Drive AWD dan Four Wheel Drive 4WD Nah, kalau AWD dan 4WD kita bahas dalam satu bagian saja ya. Soalnya kedua sistem ini berarti keempat roda mobil bisa bergerak semua. Sistem 4WD sendiri dibagi menjadi, Part Time 4WD, Full time 4WD, dan All Wheel Drive AWD. Part Time 4WD artinya sistem 4WD bisa diaktifkan atau dinon-aktifkan sesuai dengan kebutuhan. Kalau Full Time 4WD tidak punya mode 2WD, hanya 4H High Range atau 4L Low Range atau Differential Lock. Majalah Jip Transfer case Suzuki Jimny Baca Juga Potensi Kerusakan Pada Sistem Penggerak Dua Roda Pada AWD saat mobil berjalan semua roda mobil selalu bergerak dan tidak bisa diubah menjadi 2WD atau 4H dan 4L. Kelebihan AWD traksi maksimal karena keempat roda mendapat tenaga dari mesin, dan jika satu roda selip, maka tenaga akan ditransfer ke roda lain agar mobil tetap stabil. Distribusi tenaga di roda mobil AWD diatur oleh differential tengah center differential dan komputer tergantung kondisi yang dihadapi. Distribusi tenaga yang disalurkan differential tengah berbeda-beda tergantung kondisi berkendara. Misalnya pada kondisi normal distribusi torsinya 4060 antara roda depan dan belakang. Namun, komputer bisa memerintahkan differential menaikan distribusi tenaga di roda depan hingga 60 persen atau hingga 80 persen di roda belakang. Kehadiran sistem AWD ini memberikan stablitas berkendara yang baik di berbagai kondisi jalan. Saat ini kami akan membahas perbedaan antara mobil penggerak roda belakang vs depan. Penggerak roda depan atau Front Wheel Drive FWD serta penggerak roda belakang atau Rear Wheel Drive RWD merupakan dua jenis umum yang jadi pilihan di mobil. Meski demikian, bukan berarti tidak ada jenis penggerak lain. Sebut saja empat roda part-time Part-time 4WD, full time 4WD, dan penggerak empat roda permanen atau All Wheel Drive AWD. Tapi FWD dan RWD itulah yang paling sering digunakan pada mobil-mobil keluaran standar. Lalu apa sih bedanya? Lebih bagus yang mana? Untuk menjawab semua pertanyaan tersebut, berikut penjelasan lengkap mengenai mobil penggerak roda belakang vs depan Penggerak Roda Depan Lebih Efisien Mobil-mobil penggerak roda depan di Indonesia seperti Mitsubishi Xpander, Honda Mobilio, Suzuki Ertiga, Nissan Livina atau Daihatsu Ayla. Mobil penggerak roda depan atau FWD adalah mobil yang kedua roda depannya bergerak. Sistem penggerak ini umumnya dikombinasikan dengan mesin depan yang posisinya melintang. Mobil mesin depan dengan penggerak depan kerap disebut dengan kode FF alias Front Engine, Front Wheel Drive. Saat ini mobil penggerak roda depan terbilang banyak jumlahnya. Misal untuk mobil-mobil yang beredar di Indonesia seperti Mitsubishi Xpander, Honda Mobilio, Suzuki Ertiga, Nissan Livina, dan Daihatsu Ayla. “Salah satu kelebihan mobil dengan penggerak roda depan tentu saja membuat mesin bekerja lebih efisien. Karena ia sifatnya menarik,” kata Putra mekanik mobil dibilangan Otista Jakarta Timur. Putra menjelaskan, efisien disini maksudnya adalah lantaran minimnya tingkat gesekan yang terjadi. Maklum komponen yang digunakan lebih sedikit. Sebut saja penggerak roda depan tidak menggunakan as kopel untuk menyalurkan tenaga seperti pada penggerak belakang. Kombinasi mesin depan­ dengan penggerak depan semakin efisien dengan peletakan mesin melintang, karena garis sumbu putaran roda sudah sejajar dengan garis sumbu putaran mesin. “Artinya tidak perlu lagi mengubah arah garis sumbu seperti di penggerak belakang,” tambah Putra. Desain penggerak roda depan yang ringkas membuat mobil lebih efisien dalam menyalurkan tenaga ke roda depan. Akselerasi jadi lebih mantap. Tentunya ini juga membuat konsumsi bahan bakar irit. Sedangkan kelemahan konfigurasi mobil dengan penggerak roda depan adalah pada kekuatan as penggerak. Hal ini karena fungsi ganda yang harus ditanggung oleh roda depan yaitu sebagai roda penggerak, sekaligus sebagai kemudi yang mengendalikan arah kendaraan. Hal inilah yang membuat komponen penggerak roda depan biasanya punya kerja lebih keras. Jadi cepat aus. Kemudian yang jadi kekurangan penggerak roda depan adalah bobot mobil terkonsentrasi di depan. Alhasil konsentrasi bobot kurang seimbang antara depan dan belakang. “Hal ini jadinya mempengaruhi karakter kendalinya. Misanya mobil dengan penggerak roda depan jadi rentan understeer atau nyelonong,” tambahnya. Penggerak Roda Belakang Membuat Mobil Lebih Stabil Kekurangan RWD dibandingan FWD adalah bobot mobil yang berat Selanjutnya pengertian mobil penggerak roda belakang alias RWD. Jenis penggerak ini adalah mobil yang mengandalkan dua roda belakangnnya sebagai penggerak. Cara kerjanya tenaga mesin akan disalurkan ke dua roda belakang, namun melalui gardan. Menurut laman Suzuki, salah satu kekurangan mobil dengan konfigurasi ini adalah ruang kabin yang lebih sempit. Hal ini karena pada bagian bawah mobil terdapat terowongan gardan di bawah sasis. Inilah yang membuat ruang kabin jadi terasa sempit karena lantai mobil tidak rata seperti mobil FWD. Hanya saja pada mobil RWD terdapat beberapa keuntungan. Pertama mobil ini kuat digunakan pada jalanan menanjak karena prinsipnya adalah mendorong mobil dari belakang. Kelebihan kedua adalah mobil ini lebih tahan banting karena roda depan dan belakang punya tugasnya masing-masing. Roda depan untuk mengendalikan laju, sementara roda belakang menggerakkan mobil. Ini membuat distribusi kerja lebih seimbang, sehingga komponen-komponen penggerak lebih jarang aus serta punya usia panjang. Kemudian soal power steering akan terasa enteng di mobil RWD, karena roda depan cuma dipakai untuk mengarahkan laju kendaraan. Kemudian radius putar mobil juga bisa lebih dalam dan patah. Hal ini disebabkan ruas rotasi ban bagian depan yang lega, tidak ada drive shaft seperti pada FWD. Hal lain yang jadi kelebihan penggerak roda belakang vs depan adalah mobil lebih stabil. Pasalnya distribusi bobot menyebar dari depan ke belakang dengan baik. Terlebih untuk mobil RWD yang pakai mesin di depan. Kelemahan RWD, efisiensi mesin sulit didapat. Apalagi bila tenaga mesin pas-pasan atau pakai kubikasi kecil. Kerugian gesekan dan kehadiran as kopel yang menjadikan distribusi tenaga dari depan ke belakang, kian melemahkan performa mobil secara keseluruhan. Kekurangan penggerak roda belakang vs depan berikutnya adalah bobot mobil yang berat, karena ada banyak komponen yang digunakan. Selain itu umumnya, mobil penggerak belakang lebih boros bahan bakar dibandingkan FWD. Salah satunya karena bobot kendaraan lebih berat dan lebih banyaknya komponen mekanis yang bergerak. Adapun mobil-mobil yang Contoh mobil yang menggunakan sistem RWD antara lain Suzuki Carry, Toyota Avanza, Daihatsu Xenia, Toyota Rush atau Wuling Confero. Oleh karena alasan BBM yang lebih boros itulah, kini banyak pabrikan yang berganti dari RWD ke FWD. Salah satunya Toyota Avanza dan Daihatsu Xenia generasi ketiga, dikabarkan siap menggunakan sistem penggerak roda depan. Padahal dua generasi sebelumnya setia pakai RWD. Demikian ulasan terkait mobil penggerak roda belakang vs depan. Kiranya ulasan ini bisa menjadi bahan pertimbangan kamu dalam memutuskan untuk membeli mobil. Jangan lupa Simak terus untuk update berita otomotif lainnya. Spooring ban mobil secara manual Tidak melihat mobil baru ataupun mobil lama, spooring ban mobil harus dilakukan demi memberikan keamanan dan kenyamanan berkendara. Spooring atau dengan nama lain wheel alignment ini bertujuan untuk menyeimbangkan atau menyelaraskan roda-roda mobil yang berlawanan. Pada umumnya, penyelarasan titik keseimbangan antar ban dilakukan pada bagian roda depan mobil sebagai bagian yang mengarahkan dan menstabilkan laju kendaraan. Bicara mengenai prosesnya, penyetelan antar roda ini dilakukan meliputi camber, caster, toe angle toe-in atau toe-out, dan turning radius. Fungsi utamanya jelas, memberikan kenyamanan dengan menjaga kestabilan kendaraan agar lingkar kemudi menjadi ringan, menghasilkan gaya putar kembali setelah belok, mencegah kendaraan belok dengan sendirinya dan menghindari keausan pada salah satu sisi roda. Disisi lain, melakukan spooring juga dapat menjaga keawetan komponen mobil, sperti tie rod, ball joint dan shockbreaker. Baca juga Aki Basah Vs Aki Kering, Mana yang Paling Awet? Beberapa Tanda Harus Melakukan Spooring Ban Mobil Mobil seakan berbelok sendiri padahal sedang melaju lurus ke depan, atau selalu bergerak ke arah tertentu. Ketika stir dibelokkan dan tidak mau kembali berputar pada posisi semula saat dilepaskan, dipastikan titik keseimbangan antar ban tidak center. Stir bergetar pada kecepatan tinggi sebagai salah satu gejala mobil harus segera di spooring Ketika mobil sedang diparkir di permukaan yang rata, salah satu rodanya ada yang terlihat keluar. Saat menginjak rem pada kecepatan yang tinggi, mobil terasa kehilangan kendali lari ke kanan maupun ke kiri. Tidak Perlu ke Bengkel, Spooring Ban Mobil Bisa Dilakukan di Rumah Jika kalian malas pergi ke bengkel, spooring juga bisa dilakukan di rumah. Secara manual, spooring ban mobil bisa menggunakan benang dan meteran. Berikut caranya. Baca juga Suka Pegal Saat Mengemudi? Berikut Posisi Duduk yang Ideal Gunakan Benang Layangan atau Benang Kasur Spooring ban mobil menggunakan benang Pertama kali sebelum menggunakan benang untuk melakukan spooring secara manual, kalian harus memarkirkan mobil pada permukaan yang rata. Sebelum menyetel menggunakan benang, pastikan juga posisi lingkar kemudi dalam keadaan lurus atau sejajar. Kemudian lingkarkan benang dari roda belakang ke arah roda depan, lalu kembali ke roda belakang yang sama pada sisi lainnya. Caranya, ikatkan ujung benang pada per, chassis, atau komponen lain di bagian dalam belakang roda. Jika melihat salah satu roda bagian depan terdapat cela, atur panjang tie rod hingga menghasilkan setelan yang sesuai. Cara menyetelnya, kalian tidak perlu mendongkrak ban mobil. Karena dengan mendongkrak salah satu bagian roda, justru tidak dapat mewakili kondisi realnya nanti. Dalam langkah penyetelan, kalian harus menyiapkan kunci pass, kunci pass ring dan kunci pipa. Mengenai kunci pass dan kunci pass ring, kalian harus menyiapkan empat ukuran, yakni 13, 14, 17 dan 19. Selanjutnya, mur baut yang kami lingkari dengan warna hijau ini dikendorkan menggunakan kunci 17 atau 19. Untuk menyetelnya, putar batang tie road atau dengan nama lain rack end yang kami lingkari dengan warna merah menggunakan kunci 13 atau 14. Apabila tidak ada kunci yang dimaksud, bisa menggunakan kunci pipa. Putar batang tie rod dengan kunci, dan pastikan sisi roda depan dan belakang sudah menyentuh benang secara pas, tidak renggang, maupun terlalu menekan sisi roda depan. Jika setelan tie rod dinilai pas, langkah selanjutnya kencangkan kembali baut pada tie rod yang dilingkari warna hijau menggunakan kunci 17 atau 19. Cara Lain dengan Menggunakan Meteran Spooring ban mobil menggunakan meteran Tidak hanya menggunakan benang, proses spooring ban mobil juga bisa dilakukan dengan memanfaatkan meteran. Pertama-tama jalankan mobil secara lurus sepanjang kurang lebih 3 meter dan kemudian tarik rem tangan dalam posisi stir yang lurus. Langkah berikutnya, ukur jarak antara kedua roda depan dan lakukan pengukuran pada sisi depan dan belakang roda menggunakan meteran. Roda yang membutuhkan spooring biasanya memiliki ukuran jarak berbeda pada sisi depan dan belakang. Untuk mendapatinya agar kembali normal, gunakan cara yang sama dalam mengendurkan dan mengencangkan mur baut serta penyetelan tie rod seperti cara spooring manual menggunakan benang. Sebagai catatan, penyetelannya jangan sampai melebihi batas antara 1-5 mm. Baca juga Suka Tekor? Ini Cara Mudah Bikin Aki Mobil Tetap Awet!

roda depan dan belakang tidak center